Kesehatan Mental dalam Khazana Pemikiran Islam Di samping itu dalam sejarah perkembangan pemikiran dalam islam tentang kejiwaan dan hidup kerohanian banyak pula ditemukan konsep islam tentang kesehatan jiwa (shihhat al nafs) yang ditulis oleh ulama klasik. Seperti:
Ibnu Rusyd mengartikan kesehatan jiwa itu dengan takwa. Dalam pengertian ini orang yang sangat sehat jiwanya adalah orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan dalam kehidupan jiwanya. Takwa sebagai konsep kesehatan jiwa dalam islam bagi Ibnu Rasyd dapat dimaklumi dan dipahami, karena makna takwa itu luas dan tinggi.
Tegasnya Ibnu Rusyd mengatakan takwa adalah kesehatan jiwa dan hawa nafsu adalah unsure jiwa yang membuat kehidupan jiwa terganggu dan sakit.Kesehatan jiwa dalam arti takwa itu berasal dari Allah SWT.
Adapun al-Ghazali mengistilahkan kesehatan jiwa itu dengan tazkiyat al nafs yang artinya identik dengan iman dan takwa sebagai yang telah dijelaskan. Ia mengartikan tazkiyat al nafs itu dengan ilmu penyakit jiwa dan sebab musababnya, serta ilmu tentang pembinaan dan pengembangan hidup kejiwaan manusia, suatu pengertian yang identik dengan kesehatan jiwa. Pengertian tersebut tidak terbatas pada konsepnya pada gangguan dan penyakit kejiwaan serta perawatan dan pengobatannya, tetapi juga meliputi pembinaan dan pengembangan jiwa manusia setinggi mungkin menuju kesehatan dan kesempurnaannya sesuai dengan arti kata tazkiyat itu sendiri dalam pendidikan al-Qur’an berikut:
Artinya: demi jiwa dan kesempurnaan (ciptaan)-Nya. Allah menghilangkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan. Sesungguhnya beruntunglah orang yang melakukan proses tazkiyah (pembinaan takwa) dalam dirinya, sebaliknya merugilah orang-orang yang mengotori jiwa (mengikuti hawa nafsu dalam pembinaan jiwanya) atau tadsiyat al naf s. (Q.S. Asy Syamsu: 7-10)
Dari keterangan ayat diatas dapat pula diambil suatu pedoman bahwa tujuan dari pembinaan dan pengembangan jiwa itu dalam islam adalah untuk mewujudkan kondisi kesehatan jiwa yang baik. (al-falah) yang diperoleh melalui pendidikan tazkiyah atau pembinaan potensi jiwa takwa dalam diri. Sehingga jiwa muthmainnah menyempurnakan kehidupan mental manusia, dan inilah tujuan yang paling tinggi dari usaha pembinaan dan pengembangan kesehatan jiwa dalam Islam yang harus dicapai oleh setiap muslim muslimah.
Dengan demikian kesehatan jiwa itu juga identik bagi al-Ghazali dengan keimanan dan ketakwaan dalam arti tazkiyat al nafs. Dari uraian yang telah dikemukakan di atas dapat ditegaskan bahwa iman dan takwa memiliki relevansi yang sangat erat sekali dengan soal kejiwaan. Iman dan takwa itulah arti psikologi dan kesehatan mental yang sesungguhnya bagi manusia dalam Islam.